Saya Coba Aplikasi AI yang Bantu Kamu ‘Curang’ Saat Ngobrol Langsung

April 24, 2025

3 menit teks

Seorang mahasiswa Ivy League baru saja merilis aplikasi AI yang bisa memberikan jawaban langsung untuk penggunanya. Aku mencobanya untuk melihat apakah AI bisa melakukan wawancara sebaik aku.

Chungin “Roy” Lee — mahasiswa Columbia yang sempat viral karena membuat alat AI untuk “menyontek” saat wawancara kerja — diskors pada bulan Maret karena membagikan isi sidang disipliner, kata pihak universitas.

Aplikasi barunya, Cluely, membantu pengguna dengan menganalisa apa yang ada di layar, mendengarkan audio, dan menyarankan jawaban pertanyaan, tanpa terdeteksi oleh lawan bicara. Dalam unggahan di LinkedIn, Lee bilang Cluely adalah “alat menyontek untuk segala hal.”

Lee bilang hari Senin kemarin, Cluely yang berbasis di San Francisco sudah dapat dana $5,3 juta, didukung Abstract Ventures dan Susa Ventures.

Lee juga bilang ke Business Insider, sejak diluncurkan hari Minggu, Cluely sudah dipakai sekitar 70.000 orang.

“Ini luar biasa. Jumlahnya jauh di atas ekspektasi kami,” katanya.

Lee mengatakan konsep “menyontek” harus dipikir ulang di era AI ini.

“Pakai AI itu nggak terhindarkan dan sebaiknya kita terima saja,” ujarnya.

Aku coba Cluely, dan aku melihat ada potensi — tapi juga kekhawatiran tentang privasi yang besar.

Kesan pertama

Aku coba Cluely di Selasa pagi dan membayar $20 untuk versi Pro — langganan bulanan — karena versi gratisnya kurang banyak fitur.

Tampilan aplikasinya simpel dan minimalis: cuma ada baris tipis di atas layarku. Cukup satu shortcut di keyboard, Cluely langsung scan layar lalu kasih jawaban. Aku juga bisa berbicara lewat mikrofon.

Aplikasi ini cuma bekerja dengan apa yang ada di layar — nggak seperti ChatGPT yang bisa mencari di internet.

Cluely juga membaca semua. Aku sengaja menutup grup chat Signal milikku.

Hal inilah yang bikin Cluely keren sekaligus agak menyeramkan.

Lee bilang ke BI kalau Cluely tidak menyimpan data apa pun, dan kalaupun ada yang tersimpan, datanya “sangat disensor.”

“Kalau ada hal yang nggak ingin kamu lihat oleh aplikasi ini, sebaiknya jangan pakai, dan jangan buka aplikasi ini saat ada informasi sensitif,” kata Lee.

Aku langsung hapus aplikasinya setelah menulis artikel ini.

Wawancara tiruan yang gagal total

Penawaran utama Cluely adalah bantuan secara real-time.

Aku biarkan Cluely scan profil LinkedIn-ku dan tetap terbuka saat editorku memberi aku latihan wawancara dengan pertanyaan yang sama saat aku melamar kerja ini.

Pertanyaan awal: Gimana aku konsumsi media? Bisa share apa yang aku suka baca atau tonton? Apa yang bikin aku tetap tertarik dan sibuk?

Aplikasinya “berpikir.” Lima detik kemudian, hanya muncul ringkasan pertanyaan, bukan jawaban.

Editorku coba lagi, lebih singkat: “Kamu biasa baca media apa saja?”

Kali ini, Cluely berhasil kasih jawaban:

“Saya suka tetap up-to-date dengan berbagai berita internasional mau pun lokal — biasanya dari media seperti New York Times, BBC, dan CNA. Saya suka membaca longform journalism dari The Atlantic dan Wired, khususnya tentang teknologi dan isu sosial. Saya juga suka dengar ‘The Daily’ dan ‘Planet Money’ saat di perjalanan.”

Jawabannya lumayan, meskipun aku sebenarnya nggak pernah dengar podcast di perjalanan ke kantor.

Editorku tanya tentang pengalaman menangani cerita sulit. Sepuluh detik kemudian (hening, canggung), Cluely jawab: “Salah satu cerita sulit yang saya kerjakan adalah tentang dampak PHK di industri teknologi.”

Padahal aku nggak pernah nulis cerita itu.

Halusinasi kedua muncul saat aplikasi bilang aku “bisa Bahasa Melayu.” Editorku sampai ngucapin selamat atas kemampuan bahasa ketigaku yang bahkan aku sendiri kaget. Padahal di LinkedIn cuma ada bahasa Korea dasar.

Saat editorku tanya apakah aku punya pertanyaan ke dia, Cluely kasih saran standar: Apa yang paling menyenangkan kerja di sini? Budaya timnya kayak gimana? Gimana gambaran orang yang sukses di posisi ini?

Belum layak beli $20 — untuk sekarang.

Kekurangan paling besar Cluely adalah soal kecepatan. Delay lima sampai sepuluh detik itu berasa lama banget saat live interview.

Jawaban yang dikasih juga terlalu umum, kadang salah, dan nggak cukup personal.

Tapi untuk pertanyaan standar, jawabannya cukup oke. Saat aku bacakan, editorku bilang tandanya aku pakai bantuan adalah karena delay-nya, bukan dari isi jawabannya. Dia juga bilang jawaban asliku lebih bagus daripada Cluely.

Lee bilang ke BI kalau Cluely “masih dalam tahap sangat awal.”

“Server kami benar-benar overload, jadi sering ngelag,” katanya.

Tapi katanya sejak aplikasi dirilis Minggu lalu, sudah ada “perbaikan kinerja yang signifikan.”

“Kami sudah upgrade semua server, sudah optimasi algoritma, dan sekarang mestinya 3 kali lebih cepat, jadi lebih bisa dipakai untuk ngobrol.”

Lee bilang masalah halusinasi bakal “tetap ada selama model dasarnya masih memungkinkan.”

“Nanti kalau modelnya makin bagus, produk kami pun akan membaik,” jelasnya.

Sebenarnya aplikasi ini punya potensi. Kalau nanti Cluely lebih cepat, pintar, dan bisa ambil info dari luar layar, mungkin bisa jadi asisten AI yang benar-benar beda. Kalau aku merekrut orang, aku mungkin akan berpikir dua kali buat wawancara remote gara-gara aplikasi begini.

Tapi dengan risiko privasi, performa lambat, dan halusinasi yang tiba-tiba, aku mending nggak pakai dulu di komputerkku.

(KoranPost)

Sumber: www.businessinsider.com
https://www.businessinsider.com/cluely-ai-cheat-job-interviews-columbia-chungin-roy-lee-2025-4

Share this post

April 24, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?