Sebuah foto yang menarik perhatian, menampilkan seekor cougar yang tampak tenang di dasar danau, viral di internet. Banyak orang mengira foto ini memperlihatkan langkah awal fosilisasi hewan. Meskipun gambarnya memukau, foto ini memunculkan rasa penasaran dan juga kebingungan, membuat banyak orang bertanya-tanya sebenarnya bagaimana proses fosilisasi itu – dan apakah adegan ini benar-benar jadi awal proses tersebut.
Pemandangan Menakjubkan di Bawah Permukaan Air
Gambar ini diambil oleh Ryan Peruniak, seorang penjaga taman di Waterton Lakes National Park, Alberta. Di foto itu terlihat bangkai cougar di dalam air jernih, tertutup alga dan endapan. Peruniak pertama kali menemukan pemandangan ini saat berjalan di pinggir sungai pada awal musim semi, tepat setelah es mencair.
Menurut Peruniak, sang cougar terlihat dalam “posisi yang sangat damai di dasar sungai, mirip kucing rumahan yang tidur di bawah sinar matahari.” Untuk mengambil foto ini, ia harus berjalan ke sungai yang airnya sangat dingin sampai sebatas pinggang, demi mendapatkan komposisi dengan latar pegunungan.
Usaha ini menghasilkan foto yang membuat banyak orang terkesima di internet, walau interpretasinya macam-macam – bahkan ada juga yang mengira hewan tersebut kanguru.
Apakah Fosilisasi Benar-Benar Dimulai?
Sebuah postingan di media sosial langsung menyimpulkan bahwa gambar ini mungkin memperlihatkan awal fosilisasi. Ada klaim yang viral yang bilang, kalau bangkai cougar ini dibiarkan saja dan tidak diganggu, endapan di atasnya bisa menyebabkan proses alami yang mungkin saja nanti berubah jadi fosil.
Padahal, kenyataannya tidak sesimpel itu. Peruniak berkata kalau bangkai tersebut tidak bertahan di tempatnya.
“Sayangnya, ada orang yang suka mengumpulkan tengkorak dan cakar hewan seperti cougar,” ujarnya.
Karena kemungkinan besar akan ada yang menemukan dan mengambil bangkai tersebut, petugas taman akhirnya memindahkannya ke tempat yang lebih tersembunyi. Jadi, peluang untuk fosilisasi benar-benar hilang.

Bagaimana Sebenarnya Proses Fosilisasi?
Sebuah benda bisa dibilang sebagai fosil jika usianya sudah setidaknya 10.000 tahun, menurut British Geological Survey. Tapi proses fosilisasi bisa saja mulai jauh lebih awal, terutama dengan kondisi lingkungan yang pas.
Beberapa penelitian menunjukkan, di jaringan lunak pun proses mineralisasi bisa mulai terjadi hanya dalam dua tahun – tapi, ini sangat tergantung pada faktor-faktor lingkungan tertentu.
Salah satu faktornya adalah adanya lapisan mikroba atau biofilm, yang seperti “peti mati biologis”. Lapisan ini membantu menjaga jaringan lunak dan mempercepat proses fosilisasi karena memperlambat pembusukan. Tapi pada kasus cougar yang tenggelam ini, air dingin justru memperlambat aktivitas mikroba, sehingga peluang untuk terawetkan jadi sangat kecil.
Dr. Susannah Maidment, peneliti senior paleobiologi vertebrata di Natural History Museum London, menjelaskan kalau fosilisasi sebenarnya merupakan kejadian langka.
“Mayoritas besar hewan yang pernah hidup, bahkan bagian tubuh kerasnya juga tidak bertahan,” jelasnya. “Biasanya butuh kondisi pemakaman yang benar-benar spesial, sering kali terkubur dengan sangat cepat.”
Antara Terawetkan dan Membusuk
Kemungkinan fosilisasi sangat tergantung pada berhasil atau tidaknya bangkai menghindari proses alami pembusukan — proses yang biasanya memastikan sisa makhluk hidup tidak bertahan lama. Kebanyakan lingkungan secara alami mampu menghancurkan bahkan tulang sekalipun seiring waktu.
Seperti penjelasan Maidment, “Bayangkan kalau dinosaurus mati di dataran banjir… nanti akan banyak hewan lain datang dan merobek-robeknya. Burung pemakan bangkai akan mengambil bagian-bagiannya, singa mungkin menyeret potongan tubuhnya, lalu bakteri yang bekerja menguraikan jaringan.”
Jadi, yang diperlukan agar sebuah makhluk jadi fosil adalah isolasi yang sangat cepat. Beberapa fosil paling menakjubkan ditemukan ketika hewan atau tumbuhan terkubur dengan cepat di danau, rawa, atau karena bencana alam seperti badai pasir atau letusan gunung berapi.
Pada kasus Peruniak, cougar itu sial karena jatuh dan terjebak es, namun bahkan itu saja belum cukup membuatnya bisa jadi fosil.
(KoranPost)
Sumber: dailygalaxy.com
A Still Body, Submerged in Layers of Sediment… Could This Cougar Be Fossilizing?