Simpanse Liar Terekam Kamera Berbagi Buah Beralkohol: Bukti Perilaku Sosial

April 28, 2025

3 menit teks

Kamera tersembunyi di Afrika berhasil merekam gambar dan video pertama kalinya kera liar makan dan berbagi buah yang difermentasi mengandung alkohol.

Bersulang sambil minum minuman beralkohol sudah jadi tradisi kuno manusia, dan penemuan keren ini nunjukkin kalau kebiasaan itu mungkin lebih tua dari yang kita kira – dan nggak cuma kita aja yang ngelakuin.

Kemiripan menarik yang ditemukan pada kerabat terdekat kita ini ngasih isyarat kalau sejarah konsumsi alkohol kita bisa jadi udah ada bahkan sebelum spesies kita muncul.

“Berbagi alkohol – termasuk lewat tradisi kayak pesta – membantu membentuk dan memperkuat ikatan sosial,” kata penulis utama dan primatolog Anna Bowland, dari University of Exeter di Inggris.

“Jadi, sekarang kita tau kalau kera liar makan dan berbagi buah beralkohol, pertanyaannya adalah: Apakah mereka dapetin manfaat yang sama?”

Bowland dan rekan-rekannya dari Inggris, Kanada, dan AS meneliti kera barat (Pan troglodytes verus) yang tinggal di Taman Nasional Cantanhez di Guinea-Bissau.

Kera-kera ini nggak terbiasa sama peneliti, jadi para penulis studi memasang kamera yang aktif karena gerakan di tiga lokasi buat merekam perilaku alami mereka.

Rekaman nunjukkin kera nggak cuma makan buah sukun Afrika yang difermentasi (Treculia africana), tapi juga berbagi secara pasif satu sama lain. Pengujian selanjutnya mengonfirmasi kalau buah-buah tertentu itu mengandung etanol.

Manusia punya sejarah panjang minum dan berbagi alkohol, dengan bukti minuman yang sengaja difermentasi udah ada setidaknya sejak zaman Neolitikum, di mana itu mungkin nawarin manfaat terkait ikatan sosial kayak sekarang.

Bahkan sebelum manusia purba tau cara bikin alkohol sendiri, mereka kemungkinan memanfaatkan apa yang mereka temuin di buah-buahan yang difermentasi secara alami, sama kayak yang dilakuin kera liar ini.

“Buat manusia, kita tau kalau minum alkohol bikin pelepasan dopamin dan endorfin, dan hasilnya ngerasa bahagia dan rileks,” kata Bowland.

Masih belum jelas apakah kera sengaja mencari alkohol – dan, kalau iya, kenapa.

Kera terekam berbagi buah yang difermentasi sebanyak 10 kali, dengan kegiatan berbagi itu terjadi di antara 17 individu kera – termasuk jantan dan betina, dan semua kategori usia.

Ini kebanyakan berbagi ‘pasif’, di mana kera yang punya buah ngebiarin yang lain makan dari buah itu, tapi ada juga satu kasus berbagi ‘aktif-pasif’, di mana kera ngebiarin kera lain ngambil buah dari mulutnya.

Kera yang punya buah nggak kelihatan ragu buat berbagi, dan nggak ada pengamatan kera berbagi buah mereka di bawah tekanan.

Pengujian menemukan bahwa 90 persen buah yang dibagikan mengandung etanol saat dikonsumsi, dengan kadar berkisar antara 0,01 hingga 0,6 persen alkohol berdasarkan volume (ABV).

Itu lumayan rendah kalau dibandingkan standar manusia – bir biasanya setidaknya 4 persen ABV, sementara anggur umumnya antara 10 dan 15 persen, dan minuman keras bisa 40 persen ABV atau lebih tinggi.

Dua kera jantan dewasa menikmati buahnya. (Anna Bowland/Cantanhez Chimpanzee Project/University of Exeter)

Tapi buah jadi porsi terbesar dalam diet kera, dan karena mereka kelihatan lebih suka buah yang lebih matang, kera liar bisa aja mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang lumayan banyak.

“Kera nggak selalu berbagi makanan, jadi perilaku ini dengan buah yang difermentasi mungkin penting,” kata antropolog biologi University of Exeter, Kimberley Hockings.

Mereka mungkin nggak biasanya mabuk, kondisi rentan yang jarang bisa ditanggung hewan liar, dan efek alkohol pada metabolisme mereka masih belum diketahui.

Tim nge-highlight temuan sebelumnya yang mengatakan sekitar 10 juta tahun lalu, adaptasi molekuler pada leluhur bersama kera besar Afrika “memberi leluhur kita kemampuan yang jauh lebih baik buat memetabolisme etanol.”

Ini kira-kira berbarengan sama perubahan gaya hidup leluhur kita dari di pohon ke di darat dan mungkin sangat berguna buat hidup di lantai hutan – di mana buah yang udah tua, matang, dan lebih terfermentasi banyak banget.

Konsumsi alkohol jadi kelihatan lebih tua dari kemanusiaan, karena genus Homo kemungkinan berevolusi dalam 3 juta tahun terakhir, dan spesies kita baru ada sekitar 300.000 tahun. Minuman beralkohol mungkin punya akar kuno nggak cuma buat kita, tapi juga buat kera yang masih kerabat dekat kayak simpanse.

“Kita perlu cari tau lebih banyak tentang apakah mereka sengaja mencari buah beralkohol dan gimana mereka memetabolismenya, tapi perilaku ini bisa jadi tahap awal evolusi ‘pesta’,” kata Hockings.

“Kalau iya, itu nunjukkin tradisi pesta manusia mungkin punya asal-usul jauh di dalam sejarah evolusi kita.”

Studi ini udah diterbitkan di Current Biology.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/wild-chimps-caught-on-camera-sharing-alcoholic-fruit

Share this post

April 28, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?