Bakteri Kulit Lindungi Diri Dari Sinar Matahari, Studi Ungkap

June 5, 2025

3 menit teks

Bakteri yang hidup di kulitmu ternyata bisa ikut melindungi dari paparan sinar UV yang berbahaya, lho! Ini adalah penemuan baru para ilmuwan.

Jadi gini, saat kulit kita kena sinar UV, sel-sel kulit kita bikin molekul. Nah, molekul ini ternyata dimakan sama beberapa jenis bakteri yang ada di kulit kita. Dengan begitu, bakteri ini ngilangin molekul tadi, yang mana molekul ini dikaitkan sama efek buruk dari sering kena sinar matahari.

“Kita udah lama tahu kalau radiasi UV itu memengaruhi respons imun terhadap antigen di permukaan kulit, dan belakangan ini, mikrobioma kulit (komunitas bakteri di kulit) juga berperan dalam ngatur respons ini,” kata penulis utama studi ini, VijayKumar Patra, ahli bioteknologi dari University of Lyon.

“Yang bikin kita penasaran adalah ide bahwa mikroba tertentu bisa aktif terlibat atau bahkan mengganggu efek UV.”

Para peneliti nyobain bakteri di lab (in vitro) dan juga di kulit tikus buat ngelihat reaksi mereka terhadap UVB, jenis radiasi yang bikin kulit kebakar (sunburn).

Mereka nemuin beberapa jenis bakteri, yang umum ada di kulit manusia dan tikus, bisa ngurai molekul yang kayaknya berperan dalam kanker kulit.

Molekul itu namanya cis-urocanic acid. Molekul ini muncul waktu molekul lain di lapisan terluar kulit – trans-urocanic acid – kena sinar UV.

Studi sebelumnya nemuin kalau cis-urocanic acid ini nekan sistem imun sel kulit dengan cara nempel di reseptor serotonin. Ada kekhawatiran kalau ini, ditambah kemampuan molekul ini memulai kerusakan DNA akibat oksidasi, ikut nyumbang ke perkembangan kanker kulit.

Anehnya, peneliti juga nemuin kalau cis-urocanic acid disuntikin langsung ke tumor kulit, efeknya malah kebalikannya. Molekul ini bisa bikin bagian inti tumor yang biasanya netral jadi asam dan ngebunuh sel-sel tumor itu.

Intinya, cis-urocanic acid ini nggak selalu jahat, tapi kalau numpuk di sekitar sel-sel sehat, bisa jadi masalah. Nah, di sinilah peran bakteri.

Para peneliti nemuin bakteri umum di kulit kayak Staphylococcus epidermidis ternyata bisa mencerna cis-urocanic acid pakai enzim namanya urocanase. Ini nunjukkin kalau mikrobioma kulit kita mungkin ngatur gimana paparan UV memengaruhi tubuh kita dalam jangka panjang.

Staphylococcus epidermidis. (National Institute of Allergy and Infectious Diseases/CDC)

“Ini pertama kalinya kita nunjukkan hubungan metabolisme langsung antara radiasi UV, molekul dari tubuh inang, dan perilaku bakteri yang memengaruhi fungsi imun,” ujar ahli imunologi kulit Marc Vocanson dari International Center for Research in Infectiology di Prancis.

“Seiring meningkatnya minat pada penelitian mikrobioma dan pengobatan yang dipersonalisasi, memahami interaksi mikroba-inang ini bisa mengubah cara pandang kita tentang perlindungan matahari, penyakit imun, kanker kulit, atau bahkan perawatan seperti fototerapi.”

Waktu sunscreen pertama kali ditemuin tahun 1928 sama ahli kimia Australia Milton Blake, pengetahuan tentang mikrobioma masih minim banget. Istilah mikrobioma itu sendiri baru ada tahun 2001.

Bakteri ini jelas nggak bisa sendirian ngelindungin dari matahari – makanya orang masih bisa kena kanker kulit kalau nggak ngikutin aturan aman matahari yang disaranin ahli kesehatan – tapi sekarang kita udah tahu apa yang dilakuin mikroba ini, kita mungkin bisa nemuin cara buat manfaatin ini buat ningkatin perawatan kulit.

frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share” referrerpolicy=”strict-origin-when-cross-origin” allowfullscreen>

“Temuan ini ngebuka pintu buat perlindungan matahari yang sadar mikrobioma. Kita nggak cuma ngelindungin kulit dari radiasi UV, tapi juga mikirin gimana mikroba yang ada bisa ngubah kondisi imun setelah paparan,” kata ahli fotodermatologi Peter Wolf dari Medical University of Graz, Austria.

Dia mikir, perawatan yang dioles langsung ke kulit suatu hari nanti bisa digunain buat ningkatin atau ngurangin metabolisme cis-urocanic acid sama mikroba ini biar hasilnya sesuai yang diinginkan dalam pengobatan klinis.

Ini bisa berguna, misalnya, saat fototerapi, di mana sinar UV digunain buat obatin masalah kulit kayak jerawat, eksim, psoriasis, dan kekurangan vitamin B. Ngilangin bakterinya sebelum perawatan ini bisa ningkatin efeknya.

Sebaliknya, produk yang mendorong pertumbuhan S. epidermidis, atau ngandung enzim urocanase, berpotensi ngebantu ngelindungin sistem imun kulit, yang mungkin bisa ngurangin risiko kanker kulit.

Tentu aja, karena temuan ini masih berdasarkan percobaan di lab dan kulit tikus, semua aplikasi ke manusia ini masih spekulasi. Butuh penelitian lebih lanjut sebelum produk ‘sunscreen diperkaya urocanase’ yang mungkin muncul bisa dapet pengakuan ilmiah.

Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Investigative Dermatology.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/bacteria-living-on-your-skin-may-help-protect-you-from-the-sun-study-says

Share this post

June 5, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?