Strategi Bertahan Hidup Unik: Cacing Membangun Menara Tubuh untuk Migrasi

June 6, 2025

2 menit teks

Di bawah kondisi steril laboratorium, kehidupan bisa menunjukkan tingkah laku yang aneh banget. Apakah tingkah laku ini cuma terjadi di lab atau memang strategi bertahan hidup yang umum, ini selalu jadi topik perdebatan seru.

Salah satu aktivitas aneh yang pernah terlihat di eksperimen lab sekarang berhasil direkam di alam bebas. Ini membuktikan, sekali untuk selamanya, bahwa beberapa spesies cacing bakal bikin menara dari tubuh mereka yang menggeliat buat numpang pergi pas keadaan lagi susah.

Dengan menempatkan mikroskop digital di atas buah yang busuk, peneliti dari Max Planck Institute of Animal Behavior di Jerman ngeliatin para pemulung kecil ini makan sampai tiba waktunya mereka migrasi ke tempat yang lebih baik. Caranya? Mereka saling memanjat satu sama lain, tinggi-tinggi menjulang ke langit.

“Aku seneng banget pas pertama kali liat menara cacing alami ini,” kata Serena Ding, ahli perilaku hewan dan penulis senior.

“Selama ini menara cacing alami cuma ada di imajinasi kita. Tapi dengan peralatan yang pas dan rasa penasaran yang besar, kita nemuin mereka bersembunyi di depan mata.”

Meskipun jarang, ada beberapa contoh hewan yang berkelompok dan saling menyambungkan tubuh mereka dengan cara kreatif buat bergerak. Semut bisa bikin jembatan dan rakit, misalnya. Tungau laba-laba rela berkorban di tengah bola sutra buat bantu saudara-saudaranya terbang terbawa angin.

Kisah tentang nematoda yang bekerja sama buat naik dari permukaan yang membusuk dan nempel ke lalat yang lewat udah muncul dari beberapa pengamatan semi-alami dan eksperimen lab.

Meskipun gampang banget buat langsung nerima cacing masuk ke klub eksklusif arsitek daging, Ding dan rekan-rekannya ngerasa bukti dari keahlian ini butuh pengaturan yang lebih alami.

Jadi, para peneliti ngumpulin sisa-sisa apel dan pir yang membusuk di sekitar University of Konstanz di akhir musim panas dan gugur, terus ngeliatin spesies nematoda Caenorhabditis yang menggeliat di dalam bubur busuk itu.

Menara alami yang difoto di atas pir busuk dari kebun di Konstanz, Jerman. (Ryan Greenway)

Rekaman mereka menangkap aktivitas tahap kehidupan yang dikenal sebagai dauer – kondisi perkembangan alternatif yang bikin cacing bisa bertahan di kondisi sulit. Remaja tangguh dari salah satu spesies nematoda berkumpul di sekitar tonjolan halus yang muncul dari daging buah yang membusuk dan meregangkan tubuh mereka, bergoyang bersama atau ‘nictating’ maju mundur.

Memilih dan menempatkan menara di cawan petri biar lebih gampang dimanipulasi nunjukkin kalo struktur ini nggak cuma bisa melewati celah di buah, tapi dauer di puncak struktur yang menggeliat ini bisa nempel ke lalat buah yang mendarat dan terbang bersama.

“Menara nematoda bukan cuma tumpukan cacing,” kata biolog dan penulis utama Daniela Perez. “Ini struktur yang terkoordinasi, superorganisme yang bergerak.”

Mengetahui setidaknya beberapa spesies Caenorhabditis bisa bekerja sama buat kabur dari kepadatan atau kelaparan semakin mengaburkan batas antara organisme sosial kayak lebah, semut, bahkan kita sendiri.

Dengan kemajuan alat genetik dan pengetahuan detail tentang kondisi di mana kolaborasi ini muncul, para peneliti berharap bisa mempelajari kompleksitas menara itu sendiri, bahkan mungkin mengungkap tingkat keragaman antara yang di dasar dan dauer penthouse yang terbang tinggi di puncak.

“Studi kami membuka sistem baru buat ngeksplorasi gimana dan kenapa hewan bergerak bersama,” kata Ding.

Penelitian ini dipublikasikan di Current Biology.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/worms-use-their-bodies-to-build-towers-as-a-wild-survival-strategy

Share this post

June 6, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?