Kalau kamu aktif di media sosial, mungkin setahun terakhir ini sering dengar soal ashwagandha. Ini tuh semacam herbal yang lagi hits banget! Kabarnya sih, selebriti kayak Meghan Markle, Gwyneth Paltrow, dan Jennifer Aniston juga pakai ashwagandha buat bikin rileks.
Ashwagandha lagi ngetren di medsos, data menunjukkan kalau tagar #ashwagandha udah dilihat lebih dari 670 juta kali di TikTok tahun 2024 ini. Gokil!
Secara ilmiah, namanya Withania somnifera. Ashwagandha ini udah dipakai ribuan tahun dalam pengobatan Ayurveda, sistem penyembuhan kuno dari India yang percaya kesehatan itu datang dari keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Ayurveda itu pendekatannya holistik banget, pakai cara-cara alami kayak herbal, diet, terapi fisik, meditasi, dan yoga.
Tapi, di balik kehebohan medsos, sebenarnya apa sih kata sains tentang manfaat ashwagandha?
Akar ashwagandha udah lama dipakai dalam pengobatan tradisional sebagai adaptogen. Maksudnya, herbal ini bisa bantu tubuh kita lebih kuat menghadapi berbagai macam stres, entah itu stres biologis, fisik, atau kimia.
Bukti ilmiah terkuat tentang ashwagandha adalah kemampuannya meredakan stres dan cemas. Sebuah review dari beberapa penelitian kecil nunjukin kalau ashwagandha bisa signifikan nurunin tingkat stres dan cemas seseorang. Ini mungkin karena ashwagandha bisa ngatur hormon stres kayak kortisol.
https://www.youtube.com/watch?v=Govl2FUGTUw" allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0
Ashwagandha juga dikenal bisa ningkatin kualitas tidur. Nama ilmiahnya, “somnifera” yang artinya “bikin tidur”, udah ngasih kode tentang efeknya. Beberapa uji coba nunjukin ashwagandha bisa bantu orang cepet tidur dan tidurnya lebih nyenyak, jadi energi pun nambah.
Ini bisa bagus buat yang susah tidur alias insomnia. Tapi, belum ada bukti yang bilang ashwagandha lebih ampuh dari obat tidur.
Manfaat Lain yang Mungkin Ada
Belakangan ini, ashwagandha juga dikaitkan sama manfaat lain. Kata “ashwagandha” dalam bahasa Sanskerta artinya “bau kuda”, yang nyimbolin kekuatan dan stamina kuda.
Atlet dan yang doyan olahraga mungkin bisa dapat manfaat dari ashwagandha buat ningkatin performa fisik. Beberapa penelitian bilang ashwagandha bisa ningkatin kekuatan, massa otot, dan penggunaan oksigen saat olahraga.
Buat cowok, ashwagandha dalam beberapa penelitian kecil nunjukin bisa ningkatin kadar testosteron dan kesuburan, dengan ningkatin jumlah dan pergerakan sperma. Ini mungkin ada hubungannya sama dehydroepiandrosterone (DHEA), hormon seks yang diproduksi alami sama tubuh.
DHEA ini dipakai buat bikin hormon lain kayak testosteron. Makanya, cowok yang punya kanker prostat yang sensitif sama testosteron sebaiknya hindari herbal ini.
Ashwagandha juga dikaitkan sama peningkatan fungsi kognitif, kayak memori dan fokus yang lebih baik. Penelitian kecil pada lansia yang punya sedikit gangguan kognitif nunjukin ashwagandha bisa bantu ngurangin stres oksidatif, molekul berbahaya yang bisa ngerusak sel tubuh, dan peradangan, yang bisa bikin memori dan proses berpikir terganggu.
Ada juga uji klinis yang lagi jalan buat nyari tahu apakah ashwagandha efektif buat ngobatin gejala long COVID kayak kelelahan dan disfungsi kognitif (susah mikir, inget-inget, dan ambil keputusan), tapi bukti kuatnya belum ada.
Ashwagandha kaya akan fitokimia, termasuk withanolides. Withanolides itu steroidal lactones, strukturnya mirip steroid, yang dipercaya bisa bantu sel nyerap glukosa dari darah.
Ini bisa nurunin gula darah buat orang sehat maupun yang punya diabetes, meskipun butuh penelitian yang lebih besar. Dalam penelitian pada hewan, withanolides nunjukin aktivitas anti-inflamasi.
Efek Samping
Meskipun ashwagandha punya potensi manfaat kesehatan, ada juga banyak risiko dan efek sampingnya. Keamanan jangka panjang ashwagandha belum banyak didokumentasikan. Kebanyakan penelitian fokus pada penggunaan jangka pendek, biasanya sampai tiga bulan, padahal manfaatnya mungkin baru kelihatan setelah beberapa minggu atau bulan. Efek samping yang paling umum adalah sakit perut ringan dan mual.
https://www.youtube.com/watch?v=rGVGMQno3QM" allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0
Herbal ini nggak disarankan buat orang yang punya kondisi kesehatan tertentu, kayak penyakit hati. Meskipun jarang, ada laporan masalah hati, termasuk gagal hati parah, yang dikaitkan sama penggunaan ashwagandha.
Ashwagandha mungkin merangsang sistem kekebalan tubuh, yang bisa bikin penyakit autoimun kayak multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis kambuh.
Ashwagandha juga mungkin berinteraksi sama beberapa obat, kayak imunosupresan, obat penenang, dan obat hormon tiroid. Penelitian nunjukin ashwagandha bisa mempengaruhi fungsi tiroid, terutama dengan ningkatin kadar hormon tiroid. Bisa juga berinteraksi sama obat tiroid, kayak levothyroxine, yang mungkin bikin dosisnya jadi kebanyakan.
Ibu hamil dan menyusui disarankan buat hindari ashwagandha, apalagi dosis tinggi. Herbal ini dikaitkan sama keguguran, dan meskipun buktinya masih simpang siur, mending hati-hati aja.
Jadi, ashwagandha ini menjanjikan banget buat meredakan stres, bantu tidur, bahkan ningkatin energi. Dengan minat yang makin tinggi dan banyak cerita pengalaman pribadi, nggak heran kalau ini jadi favorit para pegiat wellness.
Tapi, penelitian ilmiahnya masih berkembang, dan butuh uji klinis yang lebih luas buat mastiin manfaat, efek samping, dan nentuin dosis yang paling aman dan efektif.
Kalau kamu kepikiran mau coba ashwagandha, apalagi buat jangka panjang, mending konsultasi dulu sama profesional kesehatan ya, terutama kalau punya kondisi kesehatan tertentu atau lagi minum obat lain.
Dipa Kamdar, Senior Lecturer in Pharmacy Practice, Kingston University
Artikel ini diterbitkan ulang dari The Conversation di bawah lisensi Creative Commons. Baca artikel aslinya.
(KoranPost)
Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/this-ancient-herb-is-trending-for-health-benefits-but-beware-the-risks