Cara Menilai Sendiri Apakah Anda Menua Dengan Baik Menurut Para Ahli

June 3, 2025

4 menit teks

Beberapa tahun lalu, ada tren di media sosial yang menantang orang untuk mencoba berdiri dari lantai tanpa menggunakan tangan. Seru kan?

Sekarang, trennya beralih ke seberapa lama kamu bisa menyeimbangkan badan dengan satu kaki sambil menyikat gigi. “Tes” unik ini katanya bisa kasih tahu seberapa baik proses penuaan kita – tapi beneran gitu, ya?

Saat kita ngomongin “menua dengan baik”, biasanya kita merujuk pada kesehatan fisik dan mental. Itu termasuk merasa bahagia (kesejahteraan hedonis) dan menemukan makna serta tujuan hidup (kesejahteraan eudaimonis). Aktif bergerak dan memantau kondisi diri itu penting buat keduanya.

Tapi, menua bukan cuma soal seberapa kuat genggaman tanganmu atau seberapa cepat kamu berjalan. Ini campuran kompleks dari perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Jadi, nggak ada satu tes pun yang bisa mencakup semuanya.

Secara fisik, satu ukuran sederhana yang sering diperhatikan adalah kecepatan berjalan. Menurut penelitian terkenal, orang yang berjalan lebih cepat dari 1,32 meter per detik cenderung nggak meninggal dalam tiga tahun berikutnya – sambil bercanda dibilang “terlalu cepat buat Malaikat Maut”.

Sebaliknya, kecepatan berjalan yang lebih lambat – di bawah 0,8 meter per detik – bisa jadi tanda sarkopenia, kondisi di mana massa otot, kekuatan otot, dan fungsi fisik menurun. Ini semua indikator penting dari penurunan terkait usia.

Meskipun indikator-indikator ini berguna, nggak gampang mengukurnya di rumah. Kebanyakan penelitian pakai alat khusus, dan dokter umummu mungkin nggak punya alat pengukur kekuatan genggaman di laci. Tapi, mereka bisa mengukur berapa lama kamu butuh waktu untuk berdiri dan duduk lima kali dari kursi.

Yuk, Coba Sendiri!

Terus, apa sih yang realistis bisa kita lakukan buat memantau proses penuaan kita sendiri?

Untuk benar-benar paham gimana kamu menua, coba pikirkan lebih dari sekadar kesehatan fisik. Ketajaman mental, ketahanan emosional, dan koneksi sosial itu sama pentingnya. Salah satu ide bagus adalah menilai kebugaran kognitifmu, yang mencakup kemampuan seperti perhatian, memori, dan fleksibilitas.

Ini beberapa tes kognitif yang bisa kamu coba di rumah:

Tes Trail Making: Hubungkan angka dan huruf secara berurutan (1, A, 2, B, dll.) dan catat berapa lama waktu yang dibutuhkan. Ini mengukur kemampuanmu untuk berpindah antar tugas.

Tugas Stroop: Menantang kemampuanmu untuk mengabaikan informasi yang bersaing. Coba sebutkan warna dari sebuah kata, bukan kata itu sendiri – misalnya, bilang “merah” ketika kamu melihat kata “biru” dicetak dengan tinta merah. Lebih susah dari kedengarannya, lho!

Tantangan Dual-Task: Berjalanlah dengan kecepatan normal sambil menghitung mundur dari 100 dengan kelipatan tiga. Kalau kecepatan berjalanmu berubah drastis, itu bisa menunjukkan beban kognitif.

Tes-tes semacam ini menguji seberapa baik otakmu mengatasi tuntutan yang bersaing – kemampuan kunci yang makin penting seiring bertambahnya usia. Kemampuan ini dikenal sebagai fleksibilitas kognitif, dan ini membantumu beradaptasi dengan situasi yang berubah, berpindah antar tugas, dan mengelola gangguan.

Mencoba tes-tes ini bagus, tapi gimana cara tahu kalau kamu makin baik? Soalnya, setelah menghabiskan waktu buat meningkatkan kecepatan berjalan, kemampuan Stroop, atau bahkan menggosok kepala, menepuk perut sambil mengucapkan alfabet Finlandia dengan lantang – penting buat tahu apakah kamu melihat hasilnya.

Beberapa ukuran, seperti berdiri dengan satu kaki, bisa bervariasi drastis dari hari ke hari – bahkan dari jam ke jam. Kamu mungkin jadi lebih baik cuma karena sering mengulanginya, yang belum tentu berarti kamu menua lebih baik, tapi cuma karena kamu sudah latihan.

Yang lain, seperti kekuatan genggaman, berubah sangat lambat bahkan dengan latihan kekuatan rutin. Dan beberapa peningkatan bersifat spesifik tugas: jadi lebih baik di tes trail making belum tentu bikin kamu lebih jago main Wordle.

Makanya, ada baiknya menyelesaikan tes beberapa kali di awal, lalu ulangi tes sebulan sekali atau lebih – lagi-lagi, lakukan beberapa kali – untuk melacak peningkatannya. Perubahan kognitif mungkin lebih lambat terlihat daripada fisik, jadi pengecekan rutin bisa membantu melihat kemajuan dari waktu ke waktu.

Lebih Mirip Puzzle Daripada Tes

Nggak ada satu tes atau skor tunggal yang bisa menggambarkan seberapa baik kamu menua. Anggap saja ini lebih mirip puzzle. Kesehatan fisik, ketangkasan mental, keseimbangan emosional, koneksi sosial – semuanya penting, dan semuanya saling terkait.

Dan, tentu saja, meskipun kamu tampil baik sekarang, beberapa perubahan di masa depan mungkin di luar kendalimu. Nggak ada tes yang bisa sepenuhnya memprediksi apa yang akan terjadi.

Pada akhirnya, mungkin tanda terbaik dari menua dengan baik bukanlah seberapa cepat kamu berjalan atau seberapa lama kamu bisa berdiri dengan satu kaki – tapi bagaimana perasaanmu tentang hidupmu. Apakah kamu merasa terlibat, puas, terhubung?

Alat seperti Scale of Positive and Negative Experience bisa membantumu mengevaluasi kesejahteraan emosionalmu. Survei pendek 12 pertanyaan ini menanyakan tentang perasaan sehari-harimu – dari kegembiraan dan ketenangan hingga kesedihan dan frustrasi – memberikan wawasan tentang sisi kesenangan (hedonis) dan makna (eudaimonis) dari kesejahteraan.

Menua dengan baik bukan tentang mengalahkan stopwatch atau lulus tes memori. Ini tentang mengenal dirimu sendiri – tubuhmu, pikiranmu, dan nilai-nilaimu – dan membuat perubahan kecil yang berarti yang membantumu merasa lebih menjadi dirimu.

Jadi, silakan saja berdiri dengan satu kaki kalau kamu mau. Tapi jangan lupa juga untuk mengecek keadaan otak, tubuh, emosi, dan rasa tujuan hidupmu.

Marco Arkesteijn, Dosen Biomekanik Olahraga dan Latihan, Aberystwyth University dan Alexander Nigel William Taylor, Dosen di Departemen Psikologi, Aberystwyth University

Artikel ini diterbitkan ulang dari The Conversation di bawah lisensi Creative Commons. Baca artikel aslinya.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/expert-explains-how-you-can-assess-whether-youre-aging-well

Share this post

June 3, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?