Hubungan Antara Virus Herpes Simplex Umum dan Risiko Alzheimer

May 4, 2025

3 menit teks

Virus penyebab sariawan biasa, yang sering kita dapatkan waktu kecil, biasanya menetap seumur hidup di tubuh kita. Diam-diam, virus ini “tidur” di saraf. Kadang-kadang, hal-hal seperti stres, sakit, atau cedera bisa memicunya, menyebabkan sariawan muncul pada beberapa orang.

Tapi virus yang sama ini – yang disebut virus herpes simpleks tipe 1 – mungkin juga berperan penting dalam sesuatu yang jauh lebih serius: Alzheimer.

Lebih dari 30 tahun lalu, saya dan rekan-rekan saya membuat penemuan yang mengejutkan. Kami menemukan bahwa virus sariawan ini bisa ada di otak orang lanjut usia.

Virus herpes simpleks tipe 1 bersembunyi di tubuh kita sejak kecil – kadang-kadang muncul sebagai sariawan. (Wikimedia Commons/Public Domain)

Ini adalah tanda jelas pertama bahwa virus bisa diam-diam hidup di otak, yang sebelumnya dianggap sepenuhnya bebas kuman – dilindungi oleh apa yang disebut “sawar darah-otak” (blood-brain barrier).

Kemudian kami menemukan sesuatu yang lebih mencengangkan. Orang yang punya versi gen tertentu (disebut APOE-e4) yang meningkatkan risiko Alzheimer, dan yang terinfeksi virus ini, punya risiko yang jauh lebih besar.

Untuk menyelidiki lebih lanjut, kami mempelajari sel-sel otak yang kami infeksi dengan virus tersebut. Sel-sel itu menghasilkan protein abnormal yang sama (amiloid dan tau) yang ditemukan di otak penderita Alzheimer.

Illustration of yellow clumps on pink nerve cells
Ilustrasi gumpalan amiloid pada neuron. (Science Photo Library/Canva)

Kami yakin virus ini sebagian besar tetap “tidur” di tubuh selama bertahun-tahun – mungkin puluhan tahun. Tapi di usia lanjut, saat sistem kekebalan melemah, virus ini bisa masuk ke otak dan aktif kembali di sana. Ketika itu terjadi, virus akan merusak sel-sel otak dan memicu peradangan.

Seiring waktu, serangan berulang bisa secara bertahap menyebabkan kerusakan semacam itu yang berujung pada Alzheimer pada sebagian orang.

Kami kemudian menemukan DNA virus di dalam gumpalan lengket protein ini, yang ditemukan di otak penderita Alzheimer. Yang lebih menggembirakan, perawatan antivirus mengurangi kerusakan ini di laboratorium, menunjukkan bahwa obat-obatan suatu hari nanti bisa membantu memperlambat atau bahkan mencegah penyakit ini.

Studi populasi besar oleh peneliti lain menemukan bahwa infeksi parah, terutama oleh virus sariawan, adalah prediktor kuat Alzheimer, dan perawatan antivirus spesifik mengurangi risikonya.

Penelitian kami tidak berhenti di situ. Kami bertanya-tanya apakah virus lain yang “tidur” di tubuh mungkin memiliki efek serupa – seperti virus penyebab cacar air dan herpes zoster.

Varicella zoster virus
Gambar mikroskop elektron transmisi virus varicella zoster. (Science Photo Library – HEATHER DAVIES/Getty Images)

Vaksin Herpes Zoster Memberi Petunjuk Lain

Saat kami mempelajari catatan kesehatan dari ratusan ribu orang di Inggris, kami melihat sesuatu yang menarik. Orang yang menderita herpes zoster hanya sedikit lebih berisiko terkena demensia. Namun mereka yang mendapat vaksin herpes zoster justru lebih kecil kemungkinannya terkena demensia sama sekali.

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh Stanford University memberikan hasil serupa.

Ini mendukung proposal lama kami bahwa mencegah infeksi umum bisa menurunkan risiko Alzheimer. Secara konsisten, studi lain menunjukkan bahwa infeksi memang merupakan risiko dan beberapa vaksin lain bersifat protektif terhadap Alzheimer.

Kami kemudian meneliti bagaimana faktor risiko Alzheimer seperti infeksi dan cedera kepala bisa memicu virus yang tersembunyi di otak.

Menggunakan model 3D otak yang canggih dengan infeksi herpes yang “tidur”, kami menemukan bahwa ketika kami memasukkan infeksi lain atau mensimulasikan cedera otak, virus sariawan aktif kembali dan menyebabkan kerusakan yang mirip dengan yang terlihat pada Alzheimer.

Tapi ketika kami menggunakan perawatan untuk mengurangi peradangan, virus tetap tidak aktif, dan kerusakan tidak terjadi.

Semua ini menunjukkan bahwa virus penyebab sariawan bisa menjadi kontributor penting Alzheimer, terutama pada orang dengan faktor risiko genetik tertentu. Ini juga membuka pintu untuk kemungkinan cara baru mencegah penyakit, seperti vaksin atau perawatan antivirus yang mencegah virus bangun dan merusak otak.

Apa yang dimulai sebagai hubungan antara sariawan dan kehilangan memori telah berkembang menjadi cerita yang jauh lebih besar – cerita yang mungkin bisa membantu kita memahami, dan akhirnya mengurangi, risiko salah satu penyakit paling ditakuti di zaman kita.

Ruth Itzhaki, Profesor Emeritus Neurobiologi Molekuler di University of Manchester dan Visiting Professorial Fellow, University of Oxford

Artikel ini diterbitkan ulang dari The Conversation di bawah lisensi Creative Commons. Baca artikel aslinya.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/alzheimers-could-be-linked-to-a-common-virus-you-already-have

Share this post

May 4, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?