Jamur di Kulit Hasilkan Antibiotik Ampuh Lawan Infeksi Staph

May 11, 2025

3 menit teks

Ada superbakteri mematikan yang kadang bikin lebih dari sejuta orang di seluruh dunia meninggal tiap tahunnya. Nah, ternyata ada musuh bebuyutannya yang mungkin hidup di dekatmu banget, lho.

Iya, beneran di dekatmu. Dia mendominasi mikrobioma kulitmu dan kayaknya bisa bikin infeksi staph gak berkembang.

Agen yang selama ini diabaikan ini adalah sejenis ragi alami yang namanya Malassezia sympodialis. Ini salah satu mikroorganisme yang paling banyak ada di kulit manusia yang sehat. Penelitian terbaru bilang, saat jamur ini membersihkan minyak dan lemak dari luar tubuhmu, dia bisa menghasilkan asam lemak yang bisa menghentikan perkembangan dan pertumbuhan infeksi staph.

Menurut percobaan di lab yang dipimpin ilmuwan dari University of Oregon (UO), M. sympodialis bisa melawan bakteri Staphylococcus aureus lewat produk sampingannya yang bersifat asam.

Karena asam yang diproduksi ragi ini sering ada di kulit yang sehat, para peneliti mikir ini bisa menghentikan S. aureus biar gak terlalu banyak menguasai mikrobioma. S. aureus itu komponen normal di mikrobioma kulit, tapi kalau sampai berlebihan, atau kalau menembus jaringan atau aliran darah, bisa nyebabin infeksi berbahaya.

Infeksi kulit dan jaringan lunak yang melibatkan S.aureus bikin sekitar 500.000 orang dirawat di rumah sakit tiap tahun di Amerika Serikat. Bakteri ini juga bisa jadi kebal terhadap semua jenis antibiotik yang kita punya sekarang.

Artinya, kita harus terus-terusan nemuin terapi obat baru biar gak kalah sama keganasannya. Fakta bahwa mikrobioma kulit kita punya pertahanan alami melawan infeksi staph ini patut banget kita pelajari lebih lanjut.

“Ada banyak penelitian yang nemuin struktur antibiotik baru,” kata penulis utama dan ahli biologi evolusi Caitlin Kowalski dari UO, “tapi yang seru dan menarik dari penelitian kami adalah kami nemuin (senyawa) yang udah terkenal dan udah dipelajari orang sebelumnya.”

Diagram produksi 10-HP dari M. sympodialis. (Kowalski et al., Curr. Biol., 2025)

Senyawa yang dimaksud namanya 10-hydroxy palmitic acid (10-HP). Dulu, ilmuwan mungkin gak sadar kekuatan antimikrobanya karena efek toksiknya cuma keluar di lingkungan pH rendah, kayak kulit, bukan di kondisi lab biasa.

Menggunakan sampel kulit manusia dari donor sehat, Kowalski dan rekan-rekannya nemuin kalau asam ini diproduksi sama ragi Malassezia yang ada di sana.

“Ini kayak nyari jarum dalam tumpukan jerami, tapi jarumnya itu molekul yang gak bisa dilihat,” kata pembimbing Kowalski, ahli biologi Matthew Barber.

Di lab, Barber, Kowalski, dan rekan-rekannya nguji gimana ragi M. sympodialis ngaruh ke berbagai jenis S. aureus. Setelah dua jam diobati ragi, sebagian besar jenis S. aureus menunjukkan penurunan kelangsungan hidup lebih dari 100 kali lipat.

Seiring waktu, jenis S. aureus ngembangin sedikit ketahanan terhadap 10-HP dari M. sympodialis. Bakteri berbahaya ini ngelakuinnya dengan cara yang mirip kayak waktu mereka ngembangin toleransi terhadap antibiotik klinis.

Menariknya, para peneliti nemuin kalau spesies bakteri Staphylococcus lain, yang gak seberbahaya S. aureus, ternyata udah nemuin cara serupa buat hidup berdampingan sama ragi M. sympodialis.

“Mengingat banyaknya Malassezia di mikrobiota kulit mamalia, kita kayaknya baru ngerti secuil aja tentang perannya dalam membentuk interaksi mikroba dan ketahanan kolonisasi di ceruk ini,” tulis para penulis.

Kowalski sekarang berencana mendalami mekanisme genetik infeksi staph yang kebal antibiotik biar lebih ngerti gimana bakteri ini cepat bermutasi buat menghindari berbagai macam agen antimikroba.

“Kita masih banyak kerjaan rumah buat ngerti mikroorganisme ini, dan juga nemuin cara baru yang mungkin bisa kita pakai buat ngobatin atau mencegah infeksi itu,” kata Barber.

Penelitian ini diterbitkan di Current Biology.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/fungi-on-your-skin-could-produce-a-potent-antibiotic-to-fight-infections

Share this post

May 11, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?