Lubang Raksasa Seukuran Swiss Muncul di Antartika

April 25, 2025

2 menit teks

Sebuah kejadian mengejutkan telah menarik perhatian para ilmuwan di seluruh dunia. Celak besar di es laut ini tetap terbuka selama beberapa minggu, membuat para ahli bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di balik fenomena tersebut. Polynya ini muncul di atas wilayah Maud Rise, Samudra Selatan, tempat yang memang dikenal sering terjadi pembentukan polynya.

Apa Itu Polynya dan Bagaimana Terbentuknya?

Polynya adalah area di es laut di mana lapisan esnya pecah atau mencair, sehingga laut di bawahnya menjadi terlihat. Sebenarnya, lubang seperti ini memang bukan hal langka di daerah kutub, tapi ukuran dan lamanya polynya di Maud Rise ini benar-benar luar biasa.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya lubang besar ini. Salah satu proses penting yang terjadi adalah Ekman transport, fenomena di mana arus laut yang digerakkan angin membawa air asin ke daerah tersebut. Hal ini mempercepat pencairan es dari bawah dan menciptakan kondisi yang membuat lubang ini tetap terbuka selama berminggu-minggu.

Peran Maud Rise dalam Peristiwa Polynya 2017

Maud Rise adalah seamount atau gunung bawah laut yang besar, terletak di bawah Laut Weddell, dan punya peran besar dalam terbentuknya polynya selama ini.

Wilayah ini pertama kali dikenali sebagai tempat sering muncul polynya antara tahun 1974 dan 1976, saat ada lubang yang jauh lebih besar ditemukan.

Para ilmuwan sudah lama menduga bahwa gunung bawah laut ini, bersama arus laut di sekitarnya, membantu terbentuknya polynya dengan menciptakan pusaran air yang memerangkap air hangat dan asin. Air yang lebih hangat ini kemudian melemahkan es dari bawah.

Pada tahun 2017, setelah sekian puluh tahun polynya muncul secara sporadis, lubang besar muncul lagi di Maud Rise. Hal ini membuat para peneliti semakin penasaran dan mulai meneliti penyebab kejadian langka ini.

Weddell Gyre, yaitu arus laut di sana, menguat pada masa itu dan membawa air dari lapisan bawah yang lebih hangat ke permukaan, sehingga melemahkan dan mencairkan es dari bawah. Walaupun proses ini membantu pembentukan lubang, lamanya lubang ini bertahan selama musim dingin tetap menjadi misteri bagi para peneliti.

Bagaimana Badai Mengubah Lanskap Es di Antartika?

Kemampuan polynya Maud Rise untuk bertahan lama dipengaruhi gabungan antara angin dan pola badai. Penelitian terbaru menemukan bahwa badai ekstratropis—yang sekarang semakin sering terjadi karena suhu global meningkat—menyumbang energi tambahan sehingga lubang tetap terbuka.

Badai-badai ini membantu mendorong es ke luar, sementara atmospheric rivers (aliran atmosfer yang membawa uap air besar) menambah panas ke permukaan, dan semakin melemahkan es. Kombinasi efek dari badai-badai ini sangat berperan mempertahankan polynya tetap terbuka.

Peran perubahan iklim kini semakin terlihat jelas. Karena kondisi atmosfer dan lautan makin berubah akibat pemanasan global, frekuensi dan intensitas badai-badai tersebut kemungkinan akan terus bertambah.

Menurut studi yang dipublikasikan di Science Advances, para ilmuwan khawatir perubahan ini akan semakin mengganggu dinamika es di wilayah Antartika yang rapuh, sehingga membuat pencairan es terjadi lebih cepat dan cuaca jadi makin tidak menentu.

Dampak Dari Pencairan Lokal ke Sirkulasi Global

Mungkin fenomena polynya di Samudra Selatan terlihat seperti kejadian lokal, padahal efeknya bisa jadi sangat luas. Polynya mempengaruhi sirkulasi laut global, khususnya “global conveyor belt”, yang berperan dalam penyebaran panas dan karbon di seluruh dunia.

Konveksi dalam laut yang dipicu oleh polynya membuat panas dari laut lepas ke udara dan naiknya air dari bawah bisa melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Proses ini bisa mempercepat perubahan iklim karena lebih banyak CO₂ yang dilepaskan ke lingkungan.

Selain itu, air baru yang kaya oksigen beserta air asin yang pekat dapat bergerak mengikuti dasar laut. Pengaruh polynya Maud Rise tidak hanya terasa di daerah tersebut saja, tapi juga merubah arus laut yang mempengaruhi pergerakan panas dan karbon secara global.

(KoranPost)

Sumber: dailygalaxy.com

Massive Hole the Size of Switzerland Opens in Antarctica

Share this post

April 25, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?