Ulat Unik ‘Bone Collector’ Berkamuflase Pakai Bangkai Serangga Curi Mangsa Laba-laba

April 29, 2025

3 menit teks

Kita semua butuh cara buat bertahan hidup di dunia yang kadang aneh ini, dan seekor serangga langka yang cuma ada di lereng gunung O’ahu punya strategi yang keren banget.

Ada spesies ulat yang para ilmuwan sebut ‘pengumpul tulang’. Ulat ini bukan cuma karnivora dan kanibal, tapi juga dandanin diri pakai bagian tubuh serangga mati biar bisa nyelinap tanpa ketahuan dan nyuri mangsa langsung dari mulut laba-laba.

Belum pernah ada spesies ulat lain yang kelakuannya begini. Bahkan, cuma 62 individu spesies ini yang kelihatan selama 20 tahun penelitian lapangan. Temuan ini nunjukkin kalau si pengumpul tulang yang baru dideskripsikan ini langka, rentan, dan butuh konservasi khusus buat ngelindungin keberadaannya di dunia kita.

Serangga ini termasuk dalam genus Hyposmocoma, dan baru dideskripsikan pertama kali di jurnal terbaru.

Jubah kecil dari serangga mati yang dibuat oleh ulat pengumpul tulang. (Laboratorium Rubinoff, Bagian Entomologi, Universitas Hawaii, Manoa)

Ulat itu kan tahap larva dari serangga ordo Lepidoptera – iya, kupu-kupu dan ngengat. Pas udah dewasa, sebagian besar serangga ini makan tumbuhan (kebanyakan), dan larvanya juga gitu. Biasanya kita lihat ulat lagi lahap makan daun.

Spesies karnivora itu jarang banget. Cuma 0,1 persen dari spesies kupu-kupu dan ngengat yang diketahui punya ulat yang doyan makan hewan lain. Ulat kan bukan makhluk yang gesit-gesit amat, jadi makanan buat spesies karnivora seringnya mangsa yang geraknya lambat atau diem aja, kayak kutu perisai yang nempel di pohon, larva tawon dan semut, sama telur serangga lain.

Strategi si pengumpul tulang tuh deketin laba-laba. Tim peneliti yang dipimpin sama ahli entomologi Daniel Rubinoff dari University of Hawaiʻi di Mānoa ngamatin spesies ini di alam liar, terus ngumpulin beberapa spesimen buat ngamatin kelakuannya di laboratorium. Cara hidup mereka aneh banget buat seekor ulat.

Ulat Karnivora 'Pengumpul Tulang' Berpakaian Serangga Mati Buat Nyuri Makanan dari Laba-laba
Betina dewasa dari spesies tersebut (kiri), dan sarang yang dibuat oleh salah satu larva (kanan). Bagian sarang yang tidak berlabel semuanya berasal dari kulit laba-laba inang yang dilepaskan. (Rubinoff dkk., Science, 2025)

Di alam liar, ulat pengumpul tulang bakal nyari sarang laba-laba yang tertutup – misalnya yang aman tersembunyi di bawah kulit pohon – terus ngumpulin potongan serangga yang nggak bisa dimakan buat dibikin jaket kecil, direkatkan pakai benang sutra.

Begitu masuk, mereka bakal asyik makan serangga apa aja yang kejebak di sarang, bahkan ngunyah bungkus sutra dari makanan yang udah disimpen laba-laba buat nanti.

Para peneliti nemuin mereka hidup kayak gini bareng beberapa spesies laba-laba, yang satupun bukan asli Hawaii. Ini nunjukkin kalau ulat ini lumayan bisa adaptasi.

Di lab, para peneliti ngasih macam-macam sisaan buat dipilih ulat buat bangun sarang kecil mereka. Ulat-ulat itu kelihatan cuma milih bagian tubuh serangga lain, atau kulit laba-laba yang udah lepas, ninggalin potongan ranting, daun, atau kulit kayu. Dan kalau nggak dikasih bagian serangga, ulat-ulat itu nggak mau nerima apa-apa: pokoknya harus potongan serangga, atau nggak sama sekali.

“Mengingat konteksnya,” para peneliti menulis, “mungkin saja susunan bagian tubuh yang sebagian termakan dan kulit laba-laba yang lepas yang menutupi sarang menjadi kamuflase yang efektif dari laba-laba pemilik sarang; ulat-ulat ini belum pernah ditemukan dimangsa oleh laba-laba atau dibungkus benang sutra.”

Di penangkaran, ulat-ulat ini bakal makan mangsa serangga hidup, gerak lambat, atau nggak bisa gerak. Apa aja boleh – bahkan sesama mereka. Pas ditaro bareng, yang satu ngerobek sarang yang lain, masuk, terus lahap isinya.

Ini mungkin ngebantu ngurangin kompetisi makanan, bikin tiap sarang cuma dihuni satu ulat penyusup. Tapi ini juga berarti spesies ini nggak punya kekuatan dalam jumlah.

Genomnya nunjukkin kalau spesies ini pertama kali muncul antara sekitar 15 juta sampai 9 juta tahun lalu, lebih tua jutaan tahun dari pulau tertua di Hawaii. Ini nunjukkin kalau dulunya penyebarannya lebih luas.

Sekarang, wilayahnya cuma 15 kilometer persegi (5,8 mil persegi), terisolasi di hutan di satu pegunungan, di satu pulau. Perlu ada penelitian lebih lanjut buat ngertiin ulat kecil yang aneh ini dan gimana dia ngembangin strategi bertahan hidupnya… tapi juga buat ngelindunginnya dari tekanan lingkungan yang makin banyak, termasuk jumlah spesies invasif yang makin meningkat di habitat kecilnya yang terisolasi.

“Tanpa perhatian konservasi,” para peneliti menulis, “kemungkinan besar perwakilan terakhir yang hidup dari garis keturunan ulat karnivora pengumpul bagian tubuh ini yang telah beradaptasi dengan keberadaan yang genting di antara sarang laba-laba akan menghilang.”

Penelitian ini sudah dipublikasikan di Science.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/bone-collector-caterpillar-wears-dead-bugs-to-steal-prey-from-spiders

Share this post

April 29, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?