ARLINGTON, Va. – Para peneliti militer Amerika Serikat memperpanjang batas waktu untuk sebuah proyek yang bertujuan menemukan cara menilai kerentanan program kecerdasan buatan (AI) militer terhadap serangan siber musuh.
Pejabat dari Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) AS di Arlington, Va., memperpanjang batas waktu proposal dari 6 Mei 2025 menjadi 3 Juni 2025 untuk pengumuman agensi luas (HR001125S0009) untuk proyek Securing Artificial Intelligence for Battlefield Effective Robustness (SABER).
Risiko Keamanan AI
Saat ini, tidak ada cara untuk menilai sistem militer yang menggunakan AI yang sudah dioperasikan terhadap kerentanan serangan siber, pejabat DARPA memperingatkan. Risiko keamanan sistem berbasis AI di medan perang masih belum diketahui.
Untuk mengatasi hal ini, proyek SABER DARPA berupaya membangun kelompok penelitian AI yang dilengkapi dengan teknik kontra-AI, alat, dan kompetensi teknis yang diperlukan untuk menilai sistem berbasis AI di medan perang.
Teknologi AI telah mencapai tingkat kematangan yang cukup untuk diintegrasikan ke dalam sistem militer AS. AI dapat memberikan keuntungan di medan perang dengan membantu meningkatkan kecepatan, kualitas, dan akurasi pengambilan keputusan, sambil memungkinkan otonomi dan otomatisasi mesin.
Namun, AI telah menunjukkan kerentanan terhadap upaya musuh untuk mengambil kendali atas input datanya, yang dapat menyebabkan keracunan data, serangan fisik yang dibatasi untuk penghindaran (adversarial patches), dan serangan pencurian model.
Otonomi Mesin Berbasis AI
Tim peneliti SABER akan menilai potensi kerentanan sistem darat dan udara otonom berbasis AI yang dapat dikerahkan dalam satu hingga tiga tahun ke depan.
SABER menginginkan kontraktor untuk mengembangkan teknik fisik, AI yang merugikan (adversarial AI), keamanan siber, dan peperangan elektronik (EW) untuk melakukan penilaian kerentanan siber AI ini. Manajer program SABER adalah Letnan Kolonel Nathaniel Bastian.
Perusahaan yang tertarik diminta untuk menyerahkan abstrak paling lambat 31 Maret 2025, dan proposal lengkap paling lambat 3 Juni 2025 ke DARPA BAA Tool secara online di https://baa.darpa.mil. Beberapa kontrak diharapkan akan diberikan, dan perusahaan tidak diwajibkan menyerahkan abstrak untuk mengajukan proposal.
Kirim pertanyaan atau kekhawatiran melalui email ke DARPA di HR001125S0009@darpa.mil. Informasi lebih lanjut tersedia online di https://sam.gov/opp/5e377ad0bb1c4208a56f2f9187386be6/view.
(KoranPost)
Sumber: www.militaryaerospace.com
http://www.militaryaerospace.com/trusted-computing/article/55285898/vulnerabilities-of-artificial-intelligence-to-cyber-and-electronic-warfare-attack