UNIFIL mengatakan insiden tersebut adalah yang pertama sejak Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, menyepakati gencatan senjata November lalu.
Tembakan langsung dari militer Israel menghantam perimeter posisi penjaga perdamaian Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di Lebanon selatan, kata misi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, UNIFIL menambahkan bahwa insiden pada hari Selasa adalah yang pertama sejak Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, menyepakati gencatan senjata November lalu.
UNIFIL mengatakan salah satu markasnya di desa Kfarchouba di Lebanon selatan terkena tembakan. Belum ada komentar segera dari tentara Israel.
“Dalam beberapa hari terakhir, UNIFIL juga mengamati perilaku agresif lainnya oleh [militer Israel] terhadap penjaga perdamaian yang melakukan aktivitas operasional sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan 1701,” katanya dalam sebuah posting di X, merujuk pada resolusi PBB yang awalnya diadopsi pada tahun 2006 untuk mengakhiri permusuhan antara Israel dan Hezbollah.
UNIFIL is concerned by the recent aggressive posture of the Israel Defense Forces (IDF) involving UNIFIL personnel and assets near the Blue Line, including yesterday’s incident in which a direct fire hit the perimeter of a UNIFIL position south of the village of Kfar Shouba.
— UNIFIL (@UNIFIL_) May 14, 2025
Insiden hari Selasa terjadi di dekat Garis Biru, demarkasi yang dipetakan PBB yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, tambahnya.
Setiap penyeبرangan Garis Biru yang tidak sah, baik melalui darat maupun udara dari pihak mana pun, merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan 1701.
UNIFIL mengutip insiden lain yang diduga dilakukan oleh tentara Israel, termasuk menjadi sasaran laser saat melakukan patroli bersama tentara Lebanon di kota perbatasan selatan Maroun al-Ras pada hari Selasa.
“UNIFIL memprotes semua tindakan tersebut dan kami terus mengingatkan semua pihak akan tanggung jawab mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati kekebalan aset dan fasilitas PBB setiap saat,” tambahnya.
Gencatan senjata yang rapuh
Secara terpisah pada hari Rabu, militer Israel mengatakan telah membunuh seorang pejuang Hezbollah dalam serangan di Lebanon selatan.
“Sebelumnya hari ini [Rabu], [militer Israel] menyerang wilayah Qaaqaaiyet El Jisr di Lebanon selatan, melenyapkan seorang teroris Hezbollah yang menjabat sebagai komandan wilayah Qabrikha dalam organisasi teroris Hezbollah,” kata pernyataan militer.
Gencatan senjata November mengakhiri konflik di mana Israel menyerang Lebanon melalui udara dan menginvasi negara tersebut, menghancurkan sebagian besar Lebanon selatan. Pemimpin Hezbollah yang telah lama menjabat, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel pada bulan September.
Syarat gencatan senjata mengharuskan baik Hezbollah maupun kelompok bersenjata lainnya tidak memiliki senjata di wilayah dekat perbatasan selatan Sungai Litani, yang mengalir ke Mediterania sekitar 20km (12 mil) di utara perbatasan Israel.
Mereka mengharuskan Israel menarik pasukannya dari selatan dan tentara Lebanon dikerahkan ke wilayah perbatasan.
Meskipun gencatan senjata secara resmi mengakhiri permusuhan, serangan lintas batas sporadis terus berlanjut. Israel secara teratur melanggar gencatan senjata dan melakukan serangan udara di seluruh Lebanon selatan, juga menghantam lingkungan di pinggiran selatan Beirut, di mana Hezbollah mempertahankan dukungan yang kuat.
Israel masih menduduki lima puncak bukit strategis di sepanjang perbatasan. Sementara roket telah ditembakkan ke Israel dari wilayah Lebanon dalam dua kesempatan terpisah, Hezbollah membantah keterlibatan.
Pemimpin Hezbollah, Naim Qassem, menegaskan bahwa kelompok tersebut tidak lagi menyimpan senjata di zona perbatasan, sesuai dengan gencatan senjata.
(KoranPost)
Sumber: www.aljazeera.com
https://www.aljazeera.com/news/2025/5/14/israeli-army-fire-hits-un-south-lebanon-base-for-first-time-since-ceasefire