Yordania Melarang Kelompok Ikhwanul Muslimin dan Menyita Asetnya

April 23, 2025

2 menit teks

Menteri Dalam Negeri Mazin Fraya mengatakan semua kegiatan kelompok ini akan dilarang dan asetnya akan disita.

Yordania telah memberlakukan larangan total terhadap Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi paling vokal di negara itu, setelah anggota kelompok tersebut diketahui terlibat dalam rencana sabotase, kata Menteri Dalam Negeri Mazin Fraya.

Polisi mengepung markas partai tersebut pada hari Rabu dan sedang melakukan penggeledahan.

Fraya mengatakan semua kegiatan kelompok ini akan dilarang dan siapa pun yang menyebarkan ideologinya akan diproses sesuai hukum.

Larangan ini juga termasuk melarang publikasi apa pun dari kelompok ini serta penutupan dan penyitaan semua kantor dan properti mereka, tambahnya.

Belum ada komentar dari kelompok tersebut, yang selama puluhan tahun beroperasi secara legal di Yordania dan didukung banyak orang di kota-kota besar serta memiliki puluhan kantor di seluruh negeri.

Front Aksi Islam, partai politik yang terkait dengan kelompok ini, memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen tahun lalu di tengah gelombang protes besar terhadap Israel atas perang di Gaza.

Yordania telah melarang Ikhwanul Muslimin satu dekade lalu, tapi secara resmi mengizinkan kelompok pecahannya dan tetap membiarkan Front Aksi Islam beroperasi meski ada pembatasan pada beberapa kegiatannya. Belum jelas seberapa jauh larangan terbaru ini akan berjalan.

“Sudah terbukti bahwa anggota kelompok ini beroperasi secara diam-diam dan melakukan kegiatan yang bisa mengacaukan negara,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataan pada hari Rabu. “Anggota Ikhwanul Muslimin yang sudah dibubarkan telah mengganggu keamanan dan persatuan nasional, serta merusak ketertiban umum.”

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa anak dari salah satu pemimpin kelompok ini ikut bersama yang lain mencoba membuat dan menguji bahan peledak yang akan digunakan melawan aparat keamanan, tapi tidak menyebutkan nama atau detail lain.

Minggu lalu, Yordania mengatakan telah menangkap 16 orang yang dituduh membuat rudal jarak pendek, memiliki bahan peledak dan senjata otomatis, menyembunyikan rudal yang siap digunakan, serta merekrut dan melatih orang secara ilegal.

Pemerintah mengatakan orang-orang yang ditangkap adalah anggota “kelompok tidak berizin”, yang mengacu pada Ikhwanul Muslimin. Kelompok ini membantah tuduhan tersebut dan mengatakan tetap mendukung keamanan Yordania.

Yordania juga menyalahkan anggota Ikhwanul Muslimin atas upaya sabotase yang digagalkan pada tahun 2024.

Anggota kelompok ini juga memimpin beberapa aksi protes terbesar di wilayah tersebut menentang perang Israel di Gaza. Lawan kelompok ini mengatakan bahwa protes tersebut membuat kelompok itu semakin populer. Selama dua tahun terakhir, Yordania memperketat aturan terhadap kelompok ini, melarang beberapa kegiatannya, dan menangkap orang-orang yang vokal mengkritik pemerintah.

Kelompok hak asasi internasional mengatakan dalam empat tahun terakhir, pemerintah Yordania semakin sering menindas dan mengganggu lawan politik dan warga dengan berbagai undang-undang untuk membungkam suara kritis. Pemerintah Yordania mengatakan mereka membolehkan kebebasan berbicara asal tidak menghasut kekerasan.

Ikhwanul Muslimin didirikan di Mesir hampir seratus tahun yang lalu dan sekarang punya cabang di banyak negara. Pemimpinnya mengatakan mereka sudah lama meninggalkan kekerasan dan ingin menerapkan pemerintahan Islam lewat pemilu dan cara damai lainnya. Namun para penentang, termasuk pemerintah otoriter di wilayah tersebut, menganggap mereka sebagai ancaman.

Oleh KoranPost. Sumber:
www.aljazeera.com

Share this post

April 23, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?