Sistem bintang biner itu kayak dua bintang yang gandengan, ngorbitin satu titik pusat massa bareng-bareng. Ternyata, lebih dari separuh bintang di galaksi kita itu bagian dari sistem biner atau malah lebih dari dua bintang lho, jadi emang lumayan sering ditemuin.

Bintang-bintang di sistem biner itu macem-macem banget ukurannya, massanya, sama terangnya. Interaksi mereka sering bikin evolusi bintang jadi dramatis. Kadang, gravitasi dari satu bintang bisa “nyedot” materi dari temennya, terus bisa nyebabin ledakan dahsyat kayak nova atau bahkan supernova.

Belajar sistem biner bukan cuma bikin kita ngerti siklus hidup bintang, tapi juga ngebantu kita paham gimana materi berperilaku di kondisi ekstrem.

Nah, tim astronom dari China nemuin pulsar super langka di sistem biner. Pulsar ini sinyal radiasinya kadang kehalang sama temennya tiap beberapa jam. Tim yang dipimpin sama Han Jinlin, peneliti dari National Astronomical Observatories of China, publish temuan mereka di jurnal Science.

Pulsar sendiri sih nggak langka-langka amat, udah hampir 3.500 yang ditemuin di galaksi kita aja. Mereka itu sisa-sisa padat dari bintang masif yang meledak jadi supernova di akhir hidupnya.

Pulsar ngeluarin pancaran radiasi elektromagnetik dari kutub magnetnya. Pas muter, pancaran ini nyapu angkasa kayak mercusuar nyapu laut. Kalau salah satu pancaran itu nyampe ke Bumi, kita nangkepnya sebagai denyutan reguler gelombang radio, sinar-X, atau bahkan sinar gamma.

Penemuan ini pake Five hundred meter Aperture Spherical Radio Telescope (FAST). Teleskop ini juga dikenal sebagai “China Sky Eye,” teleskop radio piringan tunggal terbesar di dunia.

Letaknya di cekungan karst alami di Provinsi Guizhou, China. Piringannya gede banget, diameter 500 meter, dibikin dari lebih dari 4.400 panel yang bisa diatur. Makanya, bisa nangkep sinyal radio lemah dari antariksa yang jauh.

FAST mulai beroperasi penuh Januari 2020 dan dibuka buat peneliti internasional Maret 2021. Tujuan utamanya sih buat neliti pulsar, semburan radio cepat, hidrogen netral, sama nyari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.

Sistem yang baru ditemuin ini namanya PSR J1928+1815, jaraknya 455 tahun cahaya dari kita. Penemuan ini ngasih gambaran langka tentang proses di bintang biner, terutama proses yang bikin bintang neutron atau pulsar di pasangan biner.

Di sistem kayak gini, bintang yang lebih berat menua lebih cepet terus akhirnya kolaps jadi bintang neutron atau lubang hitam. Sementara itu, bintang yang lebih kecil kehilangan materi ke temennya yang padat itu, bikin mereka punya selubung gas hidrogen yang sama.

Selama periode singkat, dan ini yang terjadi sama PSR J1928+1815, kedua bintang ngorbit di dalem selubung yang sama itu. Sekitar 1.000 tahun kemudian, bintang neutron nyingkirin selubung ini, ninggalin bintang panas yang ngebakar helium ngorbitin bintang neutron.

Penemuan ini ngedukung teori lama tentang gimana bintang di sistem biner tukeran massa, bikin orbitnya makin deket, terus ngeluarin selubung gas bareng. Belajar sistem kayak gini ngebantu kita ngerti evolusi bintang, perilaku bintang neutron, sama gimana pasangan kayak gitu akhirnya gabung terus ngasilin gelombang gravitasi.

Dengan teleskop canggih kayak FAST, para astronom berharap bisa nemuin lebih banyak pasangan kosmik langka ini dan ngebongkar lebih banyak rahasia Alam Semesta.

Artikel ini awalnya diterbitkan oleh Universe Today. Baca artikel aslinya.