Ada lubang besar di Matahari, bentuknya mirip mulut menganga, lebarnya sekitar lima kali planet Jupiter. Lubang ini sedang menyemburkan “napas” Matahari yang panas ke arah Bumi.
Ini bukan lubang beneran ya, tapi namanya lubang korona. Itu lho, area di Matahari di mana medan magnetnya terbuka lebar. Nah, gara-gara ini, angin Matahari (partikel-partikel yang terus-terusan tertiup dari Matahari) jadi lebih gampang kabur, kayak semburan material yang melesat kencang di Tata Surya.
Kalau dilihat pakai mata biasa (kami nggak nyaranin kamu coba tanpa alat khusus), kamu nggak bakal lihat apa-apa. Tapi, karena area ini lebih dingin dan nggak padat dibanding plasma di sekitarnya, kalau dilihat pakai cahaya ultraviolet, mereka kelihatan kayak bercak gelap yang kosong dan besar.
Nah, sekarang ini, konfigurasi lubang korona di permukaan Matahari itu persis kayak gitu: muka yang lagi teriak, dengan “mulut” yang menganga lebar di belahan selatan, dan dua “mata” di utara.
Tentu saja, mereka jauh lebih keren dari mata biasa. Tiap “titik” di utara itu ukurannya aja seukuran Jupiter sendiri lho. Dan ketiga area ini lagi nyemburin partikel dan plasma ke Tata Surya.
Nggak perlu khawatir sih, meskipun Matahari kayaknya lagi punya perasaan sendiri soal ini. Lubang korona itu normal kok. Angin kencang yang mereka semburkan bisa bikin badai geomagnetik pas partikelnya nabrak magnetosfer Bumi. Tapi biasanya badainya nggak parah-parah amat, nggak kayak badai yang kita rasain kalau kena semburan langsung dari lontaran massa korona (CME).
CME itu ledakan partikel dahsyat yang didorong oleh penyambungan kembali medan magnet di area di mana medan magnet Matahari lebih kuat dari sekitarnya.
Tapi, kelakuan lubang korona Matahari kali ini mungkin nggak bakal bikin badai geomagnetik kecil pun.
“Kemungkinan peningkatan angin kencang berikutnya berasal dari lubang korona di cakram selatan,” kata Met Office Inggris. “Namun, ini keyakinannya rendah dan kemungkinan hanya interaksi lemah karena lokasinya di selatan, mungkin hanya membawa periode angin yang sedikit meningkat.”
Color of Earth meets the blackness of deep space. Stars above green and red auroras, seen as fixed points due to my homemade orbital sidereal drive. pic.twitter.com/6j4sADNPLb
— Don Pettit (@astro_Pettit) June 3, 2025
Tapi jangan khawatir ya. Matahari sekarang lagi heboh banget dengan aktivitas semburan api (flare) dan lontaran massa korona (CME). Planet kita baru aja dihantam badai geomagnetik G4 yang parah, bikin aurora borealis dan australis menghiasi langit kita dengan berbagai warna di lintang yang jarang banget ngalamin itu.
Karena Matahari sekarang lagi keluar dari fase paling aktif dari siklus yang memang aktif, kita bakal ngarep lebih banyak kejutan lagi. Kita sih cuma berharap lain kali Matahari bisa nggak kelihatan segitu khawatirnya.
(KoranPost)
Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/a-giant-mouth-has-opened-on-the-sun-and-even-it-looks-surprised