“Ada retakan,” gumam Leonard Cohen, “di segala sesuatu; begitulah cahaya masuk.”
Dia memang tidak secara spesifik merujuk pada struktur di ruang angkasa bernama Circinus West, tapi kata-kata itu cocok. Objek itu terlihat di mata kita seperti retakan yang menyeramkan, kekosongan di ruang-waktu tempat kegelapan merembes.
Sifat aslinya jauh lebih menakjubkan: di sanalah cahaya benar-benar dilahirkan, awan materi molekuler yang tebal dan gelap di ruang angkasa tempat bintang-bintang baru terbentuk.
Awan ini, yang disebut nebula gelap, sangat padat sehingga bintang-bintang bayi yang panas dan terang di dalamnya tersembunyi dari pandangan – tapi ada petunjuk keberadaan mereka, jika kamu tahu cara mencarinya. Gambar-gambar baru dari Dark Energy Camera milik Departemen Energi AS menunjukkannya dengan detail yang memukau.
Nebula dibagi dalam kategori yang berbeda, tergantung bagaimana mereka diterangi. Nebula pantulan, seperti nebula Pleiades, adalah nebula yang memantulkan cahaya bintang-bintang di sekitarnya. Nebula emisi adalah nebula yang paling sering menarik perhatian; mereka memancarkan cahayanya sendiri dalam gelombang optik, yang diciptakan oleh ionisasi partikel di dalamnya, sebagian besar karena radiasi ultraviolet dari bintang-bintang di dekatnya.
Nebula gelap persis seperti namanya. Mereka sangat tebal dan padat, tidak memancarkan maupun memantulkan cahaya dalam gelombang optik, tetapi menyerap dan menyebarkannya. Mereka terlihat seperti lubang di ruang angkasa, celah anomali di lautan bintang yang membentuk alam semesta.
Tapi di dalam inti mereka yang tebal dan berdebu terdapat kondisi yang sempurna untuk pembentukan bintang. Bintang-bintang bayi lahir dari kepadatan berlebih di lingkungan yang sudah padat, berdebu, dan bergas. Gumpalan gas akan menjadi sangat padat sehingga runtuh di bawah gravitasi; gumpalan yang runtuh dan berputar menjadi benih bintang bayi, dengan rakus menghisap massa dari kelimpahan materi di sekitarnya.
Bintang bayi adalah pemakan yang berantakan, dan para astronom percaya bahwa tidak semua materi yang dihisap oleh protobintang akhirnya menambah massanya. Beberapa di antaranya malah dialihkan dari bintang, di sepanjang garis medan magnet eksternalnya, dan dipercepat menuju kutub. Ketika mencapai kutub, materi itu diluncurkan dengan kecepatan tinggi sebagai jet terkolimasi.
Jet-jet ini menembus materi di sekitarnya, suhu tinggi mereka mengubahnya menjadi plasma. Ini menghasilkan dua lobus bercahaya di kedua sisi protobintang, yang masih diselimuti awan tebal debu dan gas. Tapi kita bisa melihat jet dan lobus itu. Fase evolusi bintang bayi yang berumur pendek ini dikenal sebagai objek Herbig-Haro, dan mereka cukup langka.
Circinus West, yang berjarak sekitar 2.500 tahun cahaya dan berukuran sekitar 180 tahun cahaya, adalah rumah bagi sejumlah objek Herbig-Haro, yang lobus bercahayanya mengintip melalui kegelapan. Tanda-tanda lain pembentukan bintang termasuk rongga yang terbentuk oleh bintang yang sedang tumbuh, yang menghasilkan angin protobintang yang kuat selain jet, dan kilatan cahaya.

Akhirnya, angin dan jet akan mendorong materi yang tersisa menjauh, menghentikan pertumbuhan bintang, tetapi memungkinkan cahaya bintang mengalir bebas melalui Alam Semesta. Tapi tahap krusial pembentukan bintang saat ini adalah tahap yang agak misterius bagi kita, karena harus terbungkus dalam awan gelap tempat bintang-bintang lahir.
Gambar-gambar seperti pengamatan baru Circinus West dapat membantu para astronom memahami bagaimana bintang-bintang bayi lahir, dan bagaimana ‘tantrum’ mereka membentuk Alam Semesta.
Kamu bisa mengunduh gambar Dark Energy Camera baru berukuran wallpaper di situs web NOIRLab.
(KoranPost)
Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/this-eerie-crack-of-darkness-in-the-sky-is-hiding-a-glittering-secret