Sebuah video yang diunggah online yang memperlihatkan dua orca berputar-putar di kolam penuh alga di Prancis selatan, kembali memunculkan kekhawatiran global terhadap nasib dua cetacea bernama Wikie (24 tahun) dan anaknya, Keijo (11 tahun).
Prancis sedang pusing mencari rumah baru buat ibu dan anak orca ini, setelah pemiliknya, sebuah taman laut di French Riviera, ditutup karena ada undang-undang yang melarang pertunjukan yang melibatkan mamalia laut.
Marineland, yang didirikan di kota Antibes pada tahun 1970, ditutup untuk umum pada bulan Januari menyusul penurunan jumlah pengunjung dan adanya undang-undang tahun 2021.
Pada bulan Februari, manajemen taman mengajukan permintaan darurat untuk memindahkan dua orca – yang juga dikenal sebagai paus pembunuh – dan 12 lumba-lumba ke dua taman di Spanyol. Tapi langkah ini ditolak oleh pihak berwenang Spanyol karena fasilitas di sana dinilai tidak cocok untuk mereka.
“Situasi di Marineland Antibes sangat darurat,” kata NGO TideBreakers yang berbasis di Kanada dalam postingan di media sosial setelah mempublikasikan video tersebut.
“Membiarkan mereka di fasilitas yang sudah ditutup, terkurung di tangki yang rusak dan bobrok, jelas bukan pilihan,” lanjut mereka.
Jika kedua orca ini jatuh sakit, mereka “kemungkinan besar akan di-eutanasia atau mati karena lingkungan yang memburuk”.
Here is Tidebreakers’ official statement about the situation of 2 orcas and 12 dolphins remaining in a shut down Marineland Antibes. pic.twitter.com/SVbUAaIvYP
— TideBreakers (@tide_breakers) May 18, 2025
Video yang diambil menggunakan drone awal bulan ini, memperlihatkan dua orca dan lumba-lumba di tangki yang pinggirannya berwarna hijau karena alga, di tengah instalasi yang sebelumnya digunakan untuk hewan laut lain di air payau.
Saat dihubungi oleh AFP, manajemen taman mengatakan bahwa kolam orca dan lumba-lumba masih terawat dengan baik dan sekitar 50 karyawan masih bekerja untuk kesejahteraan hewan-hewan tersebut.
Alga yang terlihat di gambar adalah fenomena normal, kata mereka, menjelaskan bahwa pori-pori alga yang ada dalam air laut yang disaring dan mengisi kolam berkembang setiap musim semi saat air menghangat.
Mereka tidak berbahaya bagi hewan dan rutin dibersihkan dengan disikat, ujar manajemen.
‘Solusi Alternatif’
Penjelasan ini didukung oleh Mike Riddell, yang mengelola taman selama 26 tahun sebelum diberhentikan saat terjadi perubahan kepemilikan pada tahun 2006.
Foto-foto AFP yang diambil pada Mei 2020 saat kunjungan pers menunjukkan alga halus serupa menutupi pinggiran kolam.
Tapi rekaman TideBreakers memicu reaksi keras, yang menurut manajemen taman, bahkan termasuk ancaman pembunuhan terhadap staf.
Para pejabat mengatakan mereka prihatin dengan kekhawatiran NGO tersebut, tetapi upaya taman untuk mencari solusi darurat bersama staf menteri lingkungan hidup Prancis, Agnes Pannier-Runacher, belum membuahkan hasil.
Saat dihubungi oleh AFP, pejabat kementerian mengatakan pihak berwenang “memastikan bahwa hewan-hewan terus ditempatkan dalam kondisi yang baik, sambil menunggu tujuan masa depan mereka”, dan bahwa taman sedang mencari “solusi alternatif” ke depannya.
Setelah keputusan larangan dari Spanyol, Marineland berharap bisa memindahkan orca ke taman di Jepang. Tapi langkah ini ditolak oleh pemerintah Prancis, yang menuntut pemindahan ke taman di Eropa dengan standar kesejahteraan yang lebih tinggi.
Namun, solusi yang melibatkan satu-satunya fasilitas semacam itu, di Tenerife, Spanyol, diveto bulan lalu oleh pemerintah Spanyol yang mengatakan fasilitas di sana “tidak memenuhi persyaratan”, menurut pejabat Prancis.
NGOs termasuk One Voice dan Sea Shepherd telah meminta izin untuk mengirim spesialis ke Marineland untuk memeriksa orca.
Terlahir di penangkaran, kedua mamalia ini tidak bisa bertahan hidup sendirian.
Dalam jangka panjang, kementerian Prancis dan NGO sepakat, harus dibangun suaka laut di mana orca dan lumba-lumba bisa dirawat dalam kondisi semi-liar.
Solusi semacam itu akan menelan biaya dua hingga tiga juta euro ($2,2-3,3 juta) per tahun, menurut Riddell.
Diperkirakan Wikie dan Keijo masih punya puluhan tahun untuk hidup, dengan kondisi yang memadai.
(KoranPost)
Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/video-of-orcas-stranded-in-algae-infested-pools-triggers-fresh-concerns