Di tengah kekacauan dan perubahan di Social Security Administration (SSA) yang disebabkan oleh adanya Department of Government Efficiency (DOGE) yang dipimpin Elon Musk, sekarang para pegawai SSA diminta untuk mulai menggunakan chatbot AI generatif dalam pekerjaan sehari-hari mereka.

Sebelum bisa memakai chatbot itu, semua pegawai harus menonton video pelatihan berdurasi empat menit. Videonya menampilkan seorang wanita animasi dengan empat jari, digambar dengan gaya yang terlihat seperti website era awal tahun 2000-an.

Selain tampilan grafis yang ketinggalan zaman, video ini juga gagal menyampaikan info penting soal penggunaan chatbot, terutama tentang satu hal utama: Jangan pernah memasukkan informasi pribadi apapun (PII) saat menggunakan chatbot tersebut.

Tidak ada masalah dengan suara pada video; WIRED memang menonaktifkan suaranya. Video ini berasal dari SSA.

“Maaf atas kekurangan dalam video pelatihan kami,” tulis SSA dalam lembar informasi tentang chatbot yang dibagikan lewat email ke para pegawai minggu lalu. Di lembar informasi itu, juga disebutkan bahwa pegawai yang memakai chatbot harus “menghindari mengunggah PII ke chatbot.”

Pembuatan chatbot ini, yang namanya Agency Support Companion, sebenarnya sudah dimulai sekitar setahun yang lalu, jauh sebelum Musk atau DOGE masuk ke SSA. Aplikasi ini sudah diuji coba terbatas sejak Februari, sebelum akhirnya dirilis untuk semua pegawai SSA minggu lalu.

Dalam email yang mengumumkan ketersediaan chatbot ini ke semua pegawai dan dilihat oleh WIRED, disebutkan kalau chatbot ini “dirancang untuk membantu pekerjaan sehari-hari pegawai dan meningkatkan produktivitas.”

Beberapa pegawai SSA, termasuk bagian front office, bilang kalau mereka sama sekali mengabaikan email soal chatbot karena terlalu sibuk dengan pekerjaan utama dan harus menutupi kekurangan jumlah pegawai di kantor SSA. Ada juga yang sempat coba pakai chatbotnya sebentar, tapi langsung merasa tidak terkesan.

“Jujur aja, nggak ada yang benar-benar ngomongin soal ini,” kata salah satu sumber. “Saya bahkan nggak yakin kalau kebanyakan rekan kerja saya nonton video pelatihannya. Saya sempat coba chatbotnya, dan jawaban-jawaban yang saya dapat kebanyakan ngambang atau bahkan nggak akurat.”

Sumber lain bilang rekan-rekannya malah menertawakan video pelatihannya.

“Teman-teman saya ketawa aja lihat grafik di videonya. Nggak ada yang pakai. Kaku banget dan jelek,” tambah sumber itu, yang juga mengaku mendapatkan informasi yang salah dari chatbot tersebut.