Jalan Kaki Cepat Turunkan Risiko Gangguan Irama Jantung, Studi Ungkap Manfaatnya

May 6, 2025

2 menit teks

Kalau bicara soal olahraga yang simpel, gampang diakses, dan banyak manfaatnya, jalan kaki itu juaranya. Nah, studi terbaru bilang, jalan cepat keliling komplek bisa nurunin risiko kamu kena masalah irama jantung, lho.

Kecepatan jalan kaki ternyata ngaruh banget, kata penelitian yang dipimpin tim dari University of Glasgow di Inggris ini.

Dibandingin sama yang jalannya pelan-pelan (kurang dari 3 mil per jam), yang jalannya sedang (3-4 mil per jam) 35 persen lebih kecil kemungkinannya kena gangguan irama jantung selama rata-rata 13,7 tahun pengamatan.

Buat yang jalannya cepet (lebih dari 4 mil per jam), risikonya turun 43 persen dibandingin sama yang jalannya pelan.

Gangguan irama jantung yang tercatat di data itu termasuk fibrilasi atrium (jantung berdetak nggak beraturan), takikardia (jantung berdetak cepat), dan bradikardia (jantung berdetak sangat lambat).

“Penelitian ini yang pertama ngejelasin jalur yang mendasari hubungan antara kecepatan jalan kaki dan aritmia, dan ngasih bukti kalau faktor metabolik dan peradangan mungkin punya peran,” kata Jill Pell, ilmuwan kesehatan masyarakat di University of Glasgow.

Para peneliti ngumpulin data dari UK Biobank tentang kebiasaan jalan kaki 420.925 orang dewasa paruh baya. Data waktu jalan kaki yang lebih akurat diukur buat 81.956 dari peserta itu.

Pake data dari peserta yang punya data waktu jalan kaki, peneliti ngitung kalau lebih banyak waktu jalan kaki dengan kecepatan sedang atau cepat berhubungan sama penurunan risiko keseluruhan sampe 27 persen. Itu perbandingan antara yang paling banyak jalan kaki sama yang paling sedikit.

Data pelacak kebugaran tersedia untuk sebagian peserta. (Kamil Switalski/Unsplash)

Setelah memperhitungkan faktor lain yang berhubungan sama masalah irama jantung, tim ini bilang sekitar sepertiga dari hubungan itu disebabkan oleh gimana jalan kaki mempengaruhi proses metabolik dan peradangan tubuh. Termasuk yang ngaruhin tekanan darah dan massa tubuh.

“Jalan lebih cepat nurunin risiko obesitas dan peradangan, yang selanjutnya nurunin risiko aritmia,” kata Pell.

Studi observasional kayak gini nggak bisa ngebuktiin sebab-akibat langsung. Tapi ngelompokkin orang berdasarkan paparan yang beda (kayak kecepatan jalan kaki) dan ngukur tingkat hasil yang beda (kayak aritmia) seiring waktu adalah alat yang berharga yang dipake epidemiolog buat bikin prediksi berdasarkan bukti.

Penelitian ini nunjukkin hubungan kuat antara kecepatan jalan kaki yang bikin badan kerja sedikit lebih keras dan sedikit lebih tegang, sama perlindungan kesehatan jantung yang lebih baik.

“Temuan ini masuk akal secara biologis karena studi epidemiologi kumulatif udah nunjukkin kalau kecepatan jalan kaki berbanding terbalik sama faktor metabolik,” jelas Pell.

Kecepatan jalan kaki yang lebih cepat kelihatan paling ngasih beda buat perempuan, yang usianya di bawah 60, yang punya tekanan darah tinggi, yang nggak dikategorikan obesitas, dan yang punya dua atau lebih kondisi kesehatan yang udah ada.

Sekarang udah banyak bukti gimana jalan kaki bisa ningkatin kesehatan. Berhenti buat istirahat kelihatan bermanfaat, sementara kecepatan yang lebih cepat juga kelihatan ngelambatkin penuaan biologis.

Jadi lain kali kamu jalan kaki, mungkin patut dicoba buat jalan lebih cepet.

Penelitian ini udah diterbitin di Heart.

(KoranPost)

Sumber: www.sciencealert.com
https://www.sciencealert.com/brisk-walking-could-lower-your-risk-of-heart-rhythm-abnormalities

Share this post

May 6, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Teruskan membaca

Berikutnya

KoranPost

Administrator WhatsApp

Salam 👋 Apakah ada yang bisa kami bantu?